Zaman dahulu, Indonesia menjadi sebuah peradaban yang sangat
masyhur. Tidak hanya itu, Indonesia juga banyak menghasilkan karya-karya
hebat yang sangat mempengaruhi dunia. Hal itu dibuktikan dengan adanya
kitab-kitab kuno peninggalan kerajaan Indonesia yang ditulis oleh tokoh
berpengaruh pada masa itu.
Bukti-bukti abad kejayaan Indonesia di masa lampau tertulis dalam kitab-kitab berikut ini:
1. Kitab Negarakertagama
Kitab yang ditulis oleh Mpu Prapanca ini merupakan sumber valid untuk
mengetahui kerajaan Indonesia di masa itu. Kitab ini sudah ditulis sejak
tahun 1365 M atau bisa disebut Tahun Saka 1287. Apabila kitab ini
diartikan, nama Kertagama memiliki arti negara yang memiliki tradisi
agama yang suci. Di dalam kitab ini memuat beberapa isi tentang
keberadaan Kerajaan Majapahit, silsilah Kerajaan Majapahit, wilayah
Kerajaan Majapahit, keadaan kerajaan, upacara Sradha serta
kerajaan-kerajaan kecil dibawah kekuasaan Kerajaan Majapahit.
Semua isi dalam kandungan Kitab Negarakertagama ditulis pada masa
pemerintahan Sri Rajasanagara atau yang biasa disebut Raja Hayam Wuruk.
J.L.A Brandes merupakan seorang peneliti yang pertama kali menemukan
kitab ini pada tahun 1849. Di dalam kitab juga terdapat syair kuno Jawa
yang biasa disebut kakawin.
2. Kitab Sutasoma
Kandungan isi dalam Kitab Sutasoma berisi syair jawa kuno atau kakawin
yang telah digubah oleh Mpu Tantular. Semua perjalanan kisah hidup
seorang Pangeran Sutasoma dari negeri Hastinapura telah tertulis dalam
kitab ini. Pangeran Sutasoma mengungkapkan bahwa ia menenemukan arti
hidup sesungguhnya dalam kitab ini. Paras tampan Pangeran Sutasoma pada
masa itu dianggap setara dengan ketampanan salah satu Putra Pandu
Dewanata yaitu Arjuna.
Tapi, ia lebih memilih hidup sebagai seorang petapa demi mencapai
keutamaan hidup yang sebenarnya. Ada banyak kutipan berharga dalam kitab
ini. Bahkan, semboyan Bhinneka Tunggal Ika yang merupakan semboyan
negara kita juga diambil dari kitab ini. Kitab yang ditulis sejak abad
ke-14 ini selalu mengajarkan toleransi antar umat beragama.
3. Serat Centini
Kitab ini berisi tentang kumpulan syair atau tembang jawa yang dihimpun
oleh Raja Pakubuwana V pada abad pertengahan 18 sampai awal abad ke 19.
Kitab ini merupakan karya sastra terbesar dalam kesusastraan jawa baru.
Karya-karya tersebut berisi tentang tradisi, ilmu pengetahuan serta
karya-karya lainnya.
Dalam proses penulisannya, Raja Pakubuwana dibantu oleh tiga Pujangga
Istana sehingga dapat merangkum semua karya sastra sehingga tetap
terjaga kelestariannya. Di masa modernini, Serat Centini dibukukan dalam
bentuk novel trilogi sehingga dapat dibaca dengan mudah.
4. Kitab Arjuna Wiwaha
Kitab ini sudah ditulis sejak abad ke-11 Masehi. Pada masa pemerintahan
Prabu Airlangga yang menguasai Jawa Timur dari tahun 1019 sampai 1042
itu, Mpu Kanwa sudah mulai menulis kitab ini. Kitab ini berisi syair
yang menceritakan tentang sosok Arjuna yang merupakan salah satu tokoh
pewayangan hebat.
Dikisahkan bahwa Arjuna sedang bertapa di Gunung Mahameru. Arjuna sedang
diuji dengan dihadirkannya tujuh bidadari cantik. Namun, ia juga
disuruh melawan sosok raksasa yang sedang mengganggu kahyangan. Arjuna
mampu mengatasi tantangan itu dan akhirnya dapat menikahi ketujuh
bidadari itu. Karya sastra dalam kitab ini menunjukkan bahwa manusia
sudah mulai mengenal dan mampu menulis pada masa itu walaupun hanya
kalangan tertentu saja.
5. La Galigo
Kitab ini memuat halaman sebanyak 6.000, baris teks sejumlah 3.000 serta
manuskrip folio sebanyak 12.000 sehingga La Galigo dijuluki sebagai
karya sastra terpanjang yang ada di dunia pada era sekarang ini.
Pembuatan La Galigo dilakukan pada masa abad ke-13 hingga abad ke-15
Masehi yang dibuat oleh Bangsa Bugis Kuno. Huruf yang tertulis dalam
kitab ini merupakan huruf lontara kuno yang tidak bisa dibaca oleh semua
orang.
Karya sastra ini mengisahkan penciptaan manusia serta mitos hebat yang
diwariskan secara turun-temurun. La Galigo diyakini sudah ada sebelum
kitab Mahabarata ditulis di India. Kini, sebagian besar manuskrip asli
La Galigo masih disimpan rapi di Museum Leiden yang ada di Belanda.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar