Senin, 31 Oktober 2016

Makna Di Balik Patung-patung Di Jakarta

1. Patung Selamat Datang

Nama plesetan : Patung jali-jali, patung HI
www.jakarta.go.id
Patung Selamat Datang dibangun buat nyambut para atlit peserta Asian Games IV tahun 1962.Patung ini ada di depan gedung Hotel Indonesia yang mana berdiri persis diatas air mancur bunderan HI. Patung perunggu ini dibuat sama Edhi Sunarso, dan dirancang sama Henk Ngantung mantan Gubernur Jakarta. Sesuai sama namanya, patung ini berdiri untuk ngasih salam selamat datang buat para pendatang karena emang patung ini ngadep ke arah Kota (Utara) sebagai pusat bisnis, perdagangan dan pendatang dari pelabuhan waktu itu.
Disekitar patung ini ada lima formasi Air Mancur yang dijadiin simbol ideologi Negara Republik Indonesia, Pancasila. Katanya sih ini juga jadi simbol dari tanda memberi salam kepada kota Jakarta sebagai kota Ibu Negara dan Kota Metropolitan dengan formasi ucapan Selamat Pagi, Selamat Siang, Selamat Petang, Selamat Malam dan Selamat Hari Minggu.Maksudnya Jakarta emang gak pernah tidur kali yeee..

2. Patung Arjuna Wijaya/ Patung Asta Brata
Nama plesetan : Patung kuda setan, Patung delman
http://img.photobucket.com/albums/v739/alexdidit/patung2.jpg
Patung Arjuna Wijaya yang dibangun Agustus 1987 ini ngegambarin Arjuna dalam perang Baratayudha yang kereta perangnya disetirin sama Batara Kresna. Adegan patung karya pematung Nyoman Nuarta itu diambil dari fragmen waktu mereka melawan Adipati Karna. Kereta itu ditarik delapan kuda, yang melambangkan delapan ajaran kehidupan yang diidolai oleh Presiden Soeharto.Asta Brata itu meliputi falsafah bahwa hidup harus mencontoh bumi, matahari, api, bintang, samudra, angin, hujan dan bulan.Di bagian patung itu nempel prasasti yang bertuliskan Kuhantarkan kau melanjutkan perjuangan dengan pembangunan yang tidak mengenal akhir.

Pada waktu pembuatannya, karena keterbatasan dana, akhirnya patung itu dibuat dari bahan poliester resin yang punya kelemahan mudah rapuh jika terkena sinar ultraviolet. Emang kebukti kok kalu patung ini mulai keropos, sampe akhirnya tahun 2003, patung ini direnovasi dengan menelan biaya 4M (4 miliar, bukan 4 meter!!!) dan material patungnya diganti dengan bahan tembaga.

3. Patung Dirgantara
Nama plesetan: Superman, Patunghey kamu, Patung Pancoran
http://iwandahnial.files.wordpress.com/2008/09/pancoran-1.jpg
Patung yang ada didaerah pancoran ini dirancang sama Edhi Sunarso sekitar tahun 1964 - 1965 dengan bantuan dari Keluarga Arca Yogyakarta atas permintaan Bung Karno buat nampilin keperkasaan dan kekuatan angkatan udara bangsa Indonesia. Patung ini ngadep ke Utara dengan tangannya mengacung ke bekas Bandar Udara Internasional Kemayoran. Lokasinya deket sama Markas Besar Angkatan Udara di Selatannya dan Bandar Udara Domestik Halim Perdana Kusuma di Tenggaranya. Karena bertempat di kawasan Pancoran makanya patung ini sering dibilang patung Pancoran. Oia, ada gosip yang bilang kalo Presiden Soekarno harus jual mobilnya buat ngebiayain pembuatan patung ini.

4. Patung Pahlawan
Nama plesetan : Patung Pak Tani dan Ibu tani
http://ariesaksono.files.wordpress.com/2008/05/2008_0716jktcity_0118.jpg
Patung ini dibuat buat ngasih penghargaan pada para pejuang kemerdekaan Indonesia, dilambangin dengan seorang laki-laki yang make caping, nyandang senapan dan lagi minta restu pada wanita yang ada disisinya untuk maju ke medan perang. Mungkin karena suka pake caping itu kali yaa orang-orang jadi bilangnya itu patung Pak Tani. Tapi katanya sih, patung ini juga simbolisasi gerakan politik petani. Ide patung ini dimulai waktu Soekarno ke Moskow dan doi terkesan banget sama patung-patung yang ada disana. Kemudian Presiden Rusia saat itu ngenalin Soekarno ke seniman patung, Matvei Manizer dan anaknya Otto Manizer. Mereka pun diundang dateng ke Indonesia untuk ngebuat patung yang melambangkan semangat kemerdekaan. Disinilah kedua pematung itu berkelana dan nemuin legenda Jawa Barat yang berkisah tentang seorang Ibu yang mengiringi anaknya untuk pergi berperang. Sang Ibu ngasih semangat supaya memenangkan setiap peperangan dan selalu inget sama orang tua dan negaranya. Patung perunggu ini dibuat di Rusia dan dibawa ke Indonesia pake kapal laut, diresmikan tahun 1963 oleh Presiden Soekarno dan pada papan di monumen ini tertulis "Bangsa yang menghargai pahlawannya adalah bangsa yang besar".

5. Patung Pemuda Membangun
Nama plesetan : Pizza Man, Patung Laki-laki bawa obor
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjQwXp_TcGjzma3Q50wSPXIZsRKTMnqNiqP5xDZcgJSGoYW4gR8NhGx441Q104XJgeoFgoofkwi85F0z2Y6aWPUpqm4K0tWFXB_gJWB1mqZaXSetv7GOA4wRLgCnOklxebkP8Q0BmGJBj0/s320/2008_0501jktcity00722.jpg
Patung ini dibuat sebagai penghargaan untuk pemuda dan pemudi dalam keikut sertaannya pada pembangunan Indonesia.Patung ini dilambangin sama seorang pemuda gagah dan kuat sedang memegang piring berisi api yang tak pernah padam sebagai perwujudan semangat pembangunan yang tak pernah mati. Awalnya direncanain untuk diremiin di Hari Sumpah Pemuda tanggal 28 Oktober 1971, tapi karena pembangunan belum selesai akhirnya diresmiin pada bulan Maret 1972. Patung ini terletak di Bunderan Senayan, tempat strategis sebagai titik temu antara Senayan sebagai pintu gerbang Jakarta Pusat dengan area Jakarta Selatan.

Cabang-cabang Seni Rupa

 Bentuk dan Fungsi Karya Seni Rupa

Berdasarkan bentuknya, karya seni rupa terbagi atas seni rupa dua dimensi (dwimatra) dan tiga dimensi (trimatra). Ciri seni rupa dua dimensi hanya dapat dinikmati dari satu arah, karena hanya memiliki ukuran panjang dan lebar, misalnya lukisan, kain batik, seni fotografi, dan sebagainya. Sedangkan seni rupa tiga dimensi dapat dilihat atau dinikmati dari berbagai arah, karena memiliki ukuran panjang, lebar, dan tinggi, misalnya patimg, meja, kursi, dan sebagainya. Berdasarkan fungsinya, karya seni rupa dapat digolong-kan menjadi dua, yaitu sebagai seni pakai (applied art) dan seni yang berfungsi sebagai hiasan saja (fine art).
Setiap jenis karya seni rupa memiliki bentuk dan ciri khusus. 
Menurut cirinya, karya seni rupa dapat dibagi dalam beberapa cabang, yaitu sebagai berikut. 
  1. Seni patung. Seni patung merupakan perwujudan ekspresi dan gagasan ke dalam karya tiga dimensi. Kemajuan seni patung di Indonesia ditandai sejak zaman Hindu-Buddha yang diwujudkan dalam bentuk arca dan relief dari batu. Patimg yang berukuran besar sering diwujudkan sebagai monumen, misalnya patung Garuda Wisnu Kencana di Bali, patung Selamat Datang di Jakarta, dan patung-patung bertema perjuangan yang tersebar di wilayah tanah air. Seni patung dalam ukuran kecil umumnya terdapat pada benda-benda kerajinan yang kebanyakan berbahan kayu, batu marmer, dan fiber. Hasil gambar untuk seni patung
  2. Seni lukis. Seni lukis berwujud dua dimensi. Seni lukis biasanya dibuat di atas media kain kanvas, kertas, dan kaca. Peralatan yang digunakan untuk menggambar atau melukis dapat berupa cat minyak (acrylic), cat air, cat poster, dan sebagainya. Gaya penggambaran dalam melukis juga sangat beragam, yang dinamakan aliran. Aliran atau corak dalam seni lukis ini merupakan ciri khas dan keunikan yang terdapat pada karya-karya tersebut. Ada aliran realis, naturalis, ekspresionis, impresionis, abstrak, surealis, maupun romantis. Sejarah seni lukis di Indonesia dipenuhi para pelukis handal seperti Raden Saleh (perintis seni lukis Indonesia, yang hidup pada zaman perang Diponegoro), S. Sudjojono, Henk Ngantung, Affandi, Basoeki Abdullah, Pimgadi, dan masih banyak lagi.
     Seni Lukis yang Mengisahkan Pahlawan Diponegoro
     
  3. Seni grafis.  Seni grafis adalah seni membuat gambar dengan alat cetak (klise). Misalnya, sablon (cetak saring), cukil kayu (cetakan), etsa (pengasahan pada bahan metal), dan percetakan dengan bahan batu litho. 
  4. Seni kriya Seni kriya berwujud dua atau tiga dimensi. Seni kriya sering disebut sebagai seni kerajinan, yaitu seni yang dibuat untuk menyajikan kebutuhan hidup sehari-hari. Tumbuh suburnya seni kriya di tanah air erat kaitannya dengan nilai komersial. Setiap pengrajin akan membuat beberapa benda pada setiap jenis seni kriya yang dibuatnya. Termasuk dalam golongan seni kriya, antara lain seni pahat, seni anyam, keramik, batik, dan tenun. 
  5. Seni desain Desain dalam pengertian yang sebenarnya adalah suatu gambar rancangan. Namun pengertian seni desain di sini penekanannya ialah pada produk yang dihasilkan. Sejalan dengan perkembangan industrialisasi, seni desain telah dianggap sebagai cabang seni tersendiri dalam seni rupa, karena proses, teknik, dan bentuknya yang juga memiliki kekhasan tersendiri sesuai dengan perkembangan teknologi modem. Seni desain terbagi dalam beberapa cabang, namun ada dua kelompok seni desain yang sudah populer, yaitu sebagai berikut.
  • Desain Komunikasi Visual (Graphic Design/Sequential Art) Perwujudan dari desain komunikasi visual mengarah ke desain grafis, seperti poster iklan, brosur, sampul buku atau majalah, kemasan, logo, undangan, dan lain-lain. 
  • Desain Produk (Product Design) Desain produk berwujud peralatan dan benda kebutuhan sehari-hari. Misalnya, perlengkapan rumah tangga, alat transportasi, pakaian, perumahan, peralatan elektronik, dan sebagainya.

Kegiatan Apresiasi Karya Seni Rupa.

Apresiasi memiliki arti penting, baik bagi pencipta karya seni maupun bagi pengguna karya seni. Apresiasi merupakan sarana penghubung di antara keduanya. Pencipta karya seni dalam hal ini adalah seniman, desainer, atau pengrajin yang telah memvisualisasikan ide-ide kreatifnya. Sedangkan pengguna karya seni adalah penikmat atau masyarakat. Arti kata apresiasi sendiri adalah suatu penghargaan (iappreciate). Dengan demikian, jika masyarakat memiliki apresiasi yang tinggi terhadap suatu karya seni maka hal itu ibarat lahan yang subur untuk tumbuh dan berkembangnya karya-karya kreatif berikutnya. 
Bentuk apresiasi Kegiatan apresiasi terhadap karya seni rupa dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu secara langsung atau tidak langsung. 
  • Apresiasi secara langsung Proses apresiasi secara langsung dilakukan apabila pengamat berhadapan langsung dengan wujud karya seni yang diapresiasi. Dalam hal ini, pengamat dapat menilai dengan jelas bentuk, warna, tekstur, dan unsur- unsur lainnya. Pengamatan langsung dapat dilakukan dengan mengunjungi tempat-tempat pusat kerajinan, ke museum, galeri, dan lain-lain. 
  • Apresiasi secara tidak langsung Proses apresiasi secara tidak langsung dilakukan melalui bantuan media tertentu. Misalnya, dari buku, foto reproduksi, media cetak, media elektronik, dan lain-lain. Apresiasi secara tidak langsung ini memang dapat dilakukan di sembarang tempat. Namun pengamatan terhadap objek karya tidak didapatkan dengan peng-hayatan secara mendalam. 
Tahapan dalam proses apresiasi
Untuk melakukan kegiatan apresiasi, setidaknya perlu diketahui bentuk dan tahapan dalam proses apresiasi, yaitu sebagai berikut. 
  • Pengamatan terhadap objek karya Kegiatan apresiasi diawali dengan pengamatan terhadap objek karya. Dalam hal ini, pengamat berhadapan dengan karya yang diapresiasi, misalnya patung, karya batik, wayang, karya kerajinan, dan sebagainya. 
  • Pemahaman atau penghayatan terhadap karya seni Tahap kedua adalah upaya memahami atau meng¬hayati karya seni tersebut. Melalui pemahaman atau penghayatan tersebut, pengamat telah melakukan usaha untuk mengetahui lebih jauh tentang unsur-unsur rupa serta keunikan lainnya yang terdapat pada objek karya. 
  • Penilaian dan penghargaan (apresiasi) Pada tahap ini, dilakukan pengambilan keputusan tentang seberapa bernilai atau berharganya suatu karya. Penilaian tersebut tentunya didasarkan pada pertimbangan-pertimbangan yang objektif.

Minggu, 30 Oktober 2016

Tarian Mistis Bareng Boneka Sigale-gale Sumatera Utara


Samosir - Berlibur ke Sumatera Utara tidak lengkap jika hanya menikmati pemandangan alam dan kulinernya saja. Tarian mistis Sigale-gale juga harus traveler coba.  Umumnya Sumatera Utara identik dengan Danau Toba dan Pulau Samosir. Keindahan pemandangan dua destinasi ini sudah terkenal sampai ke mancanegara.  Bukan hanya menjajaki keindahan alamnya saja, traveler juga harus mencoba untuk mengenal tarian mistis boneka Sigale-gale yang sakral. Traveler bisa menemukan tarian ini di Pulau Samosir. Buat yang ingin menonton tarian mistis boneka Sigale-gale bisa datang ke Desa Tomok. detikTravel pernah berkunjung ke sana beberapa waktu yang lalu. Sigale-gale merupakan boneka kayu dengan ukuran tinggi seperti orang dewasa.

Mencoba Tarian Mistis Bareng Boneka Sigale-gale
Sigale-gale mengenakan pakaian adat lengkap dengan kain ulos yang menjadi lambang kebesaran budaya Batak. Boneka ini ditaruh di atas peti dengan lambang kepala manusia dengan tanduk. Sigale-gale punya sejarah yang menyedihkan lho ternyata. Kisah boneka ini berawal dari cerita Raja Rahat yang memiliki anak bernama Manggale. Dahulu kala, ketika masih memimpin menjadi raja di salah satu kerajaan di Samosir, Raja Rahat memerintahkan Manggale berperang melawan musuh di perbatasan. Tak disangka, putra semata wayangnya gugur di medan perang. Sedihnya lagi jenazahnya tak ditemukan. Sang raja pun sedih bukan kepalang hingga jatuh sakit.Untuk menghibur sang raja, rakyatnya membuat patung mirip Manggale yang dinamakan Sigale-gale atau si lemas-lemas. Dukun pun kabarnya ikut andil dalam memanggil roh si putra raja, sehingga patung kayu itu bisa menggerakkan tangan.

Mencoba Tarian Mistis Bareng Boneka Sigale-gale


Tak disangka, Raja Rahat berangsur-angsur sembuh dari sakitnya. Sejak saat itu, boneka Sigale-gale sering dimainkan. Biasanya boneka akan menari dengan iringan musik sordam dan gondang sabangunan. Rangkaian ritual sakral pun mengiringi gerakan Sigale-gale dan ada sejumlah penari ikut menari tor-tor bersama. Atraksi ini pun menarik banyak wisatawan untuk melihatnya. Pada salah satu prosesi adat Sigale-gale, turis juga boleh ikutan menari tor-tor di dekat si boneka lho.

Kisah Batu Parsidangan & Hukuman Penggal di Pulau Samosir

Pesona Sumatera Utara

Liburan ke Pulau Samosir, jangan cuma berburu ulos dan menari tor-tor bareng boneka Sigale-gale. Coba datang ke Batu Parsidangan dengan kisah ngeri-ngeri sedap.

Dihimpun detikTravel dari berbagai sumber, Kamis (20/10/2016) Batu Parsidangan adalah situs bersejarah di Desa Siallagan, Pulau Samosir. Ini adalah semacam pengadilan di zaman dahulu. Sejarahnya, Raja Siallagan bersama tetua adat dan permaisuri mengadili dan menghukum warga yang berbuat kejahatan di sana.

Situs ini letaknya di bawah pohon suci Hariara. Di sana terdapat kursi-kursi yang terbuat dari batu dan melingkari meja batu. Tempat itulah yang kini dinamai Batu Parsidangan. Warga setempat bisa menjadi pemandu untuk memberi penjelasan kepada wisatawan.

(Acen Trisusanto/d'Traveler)
Jika ada warga yang berbuat kejahatan di masa silam, dia akan diadili di sana. Tanggal pengadilan menggunakan kalender adat Batak. Jika kesalahannya sangat berat, terdakwa bisa dihukum pancung!

Hukuman pancung dilakukan di Batu Parsidanan kedua, dimana ada batu panjang untuk tempat memenggal orang. Terdakwa akan ditutup matanya, tangannya diikat ulos. Jika menyimpan ilmu kebal atau ilmu gaib, kemampuannya akan dihisap oleh raja dengan semacam tongkat sakti.

Setelah itu, barulah dia akan dipenggal oleh algojo. Tidak hanya dipenggal, jantung dan hatinya diambil. Nah, ada cerita, di zaman dahulu, daging terdakwa dibagikan kepada seluruh hadirin yang menonton pengadilan itu untuk dimakan.

(Acen Trisusanto/d'Traveler)
Namun, jangan lantas ini dianggap praktek kanibalisme yang liar. Dahulu memang ada kepercayaan untuk memakan daging, hati, jantung dan darah terdakwa untuk mendapatkan ilmu tinggi.

Istilah orang Batak makan orang bisa jadi muncul karena sejarah Batu Parsidangan tersebut. Kalau Anda merasa tertantang untuk mengunjungi situs sejarah ini, datanglah ke Batu Parsidangan di Pulau Samosir!

(Acen Trisusanto/d'Traveler)

Sabtu, 29 Oktober 2016

Kitab-kitab Warisan Budaya Indonesia

Zaman dahulu, Indonesia menjadi sebuah peradaban yang sangat masyhur. Tidak hanya itu, Indonesia juga banyak menghasilkan karya-karya hebat yang sangat mempengaruhi dunia. Hal itu dibuktikan dengan adanya kitab-kitab kuno peninggalan kerajaan Indonesia yang ditulis oleh tokoh berpengaruh pada masa itu. 
Bukti-bukti abad kejayaan Indonesia di masa lampau tertulis dalam kitab-kitab berikut ini:
1. Kitab Negarakertagama
Kitab yang ditulis oleh Mpu Prapanca ini merupakan sumber valid untuk mengetahui kerajaan Indonesia di masa itu. Kitab ini sudah ditulis sejak tahun 1365 M atau bisa disebut Tahun Saka 1287. Apabila kitab ini diartikan, nama Kertagama memiliki arti negara yang memiliki tradisi agama yang suci. Di dalam kitab ini memuat beberapa isi tentang keberadaan Kerajaan Majapahit, silsilah Kerajaan Majapahit, wilayah Kerajaan Majapahit, keadaan kerajaan, upacara Sradha serta kerajaan-kerajaan kecil dibawah kekuasaan Kerajaan Majapahit.
Semua isi dalam kandungan Kitab Negarakertagama ditulis pada masa pemerintahan Sri Rajasanagara atau yang biasa disebut Raja Hayam Wuruk.  J.L.A Brandes merupakan seorang peneliti yang pertama kali menemukan kitab ini pada tahun 1849. Di dalam kitab juga terdapat syair kuno Jawa yang biasa disebut kakawin.
2. Kitab Sutasoma
Kandungan isi dalam Kitab Sutasoma berisi syair jawa kuno atau kakawin yang telah digubah oleh Mpu Tantular. Semua perjalanan kisah hidup seorang Pangeran Sutasoma dari negeri Hastinapura telah tertulis dalam kitab ini. Pangeran Sutasoma mengungkapkan bahwa ia menenemukan arti hidup sesungguhnya dalam kitab ini. Paras tampan Pangeran Sutasoma pada masa itu dianggap setara dengan ketampanan salah satu Putra Pandu Dewanata yaitu Arjuna. 
Tapi, ia lebih memilih hidup sebagai seorang petapa demi mencapai keutamaan hidup yang sebenarnya. Ada banyak kutipan berharga dalam kitab ini. Bahkan, semboyan Bhinneka Tunggal Ika yang merupakan semboyan negara kita juga diambil dari kitab ini. Kitab yang ditulis sejak abad ke-14 ini selalu mengajarkan toleransi antar umat beragama.
3. Serat Centini
Kitab ini berisi tentang kumpulan syair atau tembang jawa yang dihimpun oleh Raja Pakubuwana V pada abad pertengahan 18 sampai awal abad ke 19. Kitab ini merupakan  karya sastra terbesar dalam kesusastraan jawa baru. Karya-karya tersebut berisi tentang tradisi, ilmu pengetahuan serta karya-karya lainnya. 
Dalam proses penulisannya, Raja Pakubuwana dibantu oleh tiga Pujangga Istana sehingga dapat merangkum semua karya sastra sehingga tetap terjaga kelestariannya. Di masa modernini, Serat Centini dibukukan dalam bentuk novel trilogi sehingga dapat dibaca dengan mudah.
4. Kitab Arjuna Wiwaha
Kitab ini sudah ditulis sejak abad ke-11 Masehi. Pada masa pemerintahan Prabu Airlangga yang menguasai Jawa Timur dari tahun 1019 sampai 1042 itu, Mpu Kanwa sudah mulai menulis kitab ini. Kitab ini berisi syair yang menceritakan tentang sosok Arjuna yang merupakan salah satu tokoh pewayangan  hebat.
Dikisahkan bahwa Arjuna sedang bertapa di Gunung Mahameru. Arjuna sedang diuji dengan dihadirkannya tujuh bidadari cantik. Namun, ia juga disuruh melawan sosok raksasa yang sedang mengganggu kahyangan. Arjuna mampu mengatasi tantangan itu dan akhirnya dapat menikahi ketujuh bidadari itu. Karya sastra dalam kitab ini menunjukkan bahwa manusia sudah mulai mengenal dan mampu menulis pada masa itu walaupun hanya kalangan tertentu saja.
5. La Galigo
Kitab ini memuat halaman sebanyak 6.000, baris teks sejumlah 3.000 serta manuskrip folio sebanyak 12.000 sehingga La Galigo dijuluki sebagai karya sastra terpanjang yang ada di dunia pada era sekarang ini. Pembuatan La Galigo dilakukan pada masa abad ke-13 hingga abad ke-15 Masehi yang dibuat oleh Bangsa Bugis Kuno. Huruf yang tertulis dalam kitab ini merupakan huruf lontara kuno yang tidak bisa dibaca oleh semua orang. 
Karya sastra ini mengisahkan penciptaan manusia serta mitos hebat yang diwariskan  secara turun-temurun.  La Galigo diyakini sudah ada sebelum kitab Mahabarata ditulis di India. Kini, sebagian besar manuskrip asli La Galigo masih disimpan rapi di Museum Leiden yang ada di Belanda.

Jumat, 28 Oktober 2016

Beberapa kota di Indonesia, Menghasilkan bahan-bahan perhiasan bernilai tinggi di dunia.

Indonesia tidak hanya kaya dalam hal budaya, suku dan bahasanya saja. Tahukah anda bahwa di Indonesia ini juga memiliki hasil bumi yang sangat kaya sehingga banyak produksi dari bahan baku hasil bumi asli Indonesia yang mampu dijual hingga ke beberapa pelosok negara di dunia. 
Berikut, Kebudayaan Indonesia akan menampilkan beberapa kota di Indonesia yang menghasilkan bahan-bahan perhiasan bernilai tinggi di dunia. 
1. Tambang Emas Kepulauan Martabe – Sumatra Utara, Tapanuli Selatan
Selain Batu Hijau yang ada di Nusa Tenggara Barat dan Papua yang ada di Grasberg, Pulau Martabe, Tapanuli Selatan tepatnya yang ada di Sumatra Utara juga mampu menghasilkan emas sebanyak 250.000 ons atau setara dengan 7,7 ton emas pada setiap tahunnya. Bahkan, cadangan emas yang masih dimiliki oleh Kepualauan Martabe ini masih ada sekitar 5,3 juta ons emas. 
Di Indonesia ini, yang dikenal sebagai wilayah penghasil emas tidak hanya di area sini saja, di wilayah Aceh Selatan, kita bisa menemukan wilayah penghasil emas di daerah Desa Panton Luas. Sekarang, cadangan emas di Indonesia telah mencapai 86, 2 juta ons sehingga Indonesia menduduki enam besar tertinggi sebagai produsen emas terbanyak di dunia.
2. Kota Penghasil Intan Terbesar, Martapura – Kalimantan Selatan
Sebagian besar orang tidak mengetahui bahwa Martapura adalah kota penghasil intan terbesar yang ada di dunia. Kita pasti tercengang setelah tahu bahwa di kota ini mampu menghasilkan intan 25.093 ton per tahunnya. Tak heran jika di Kota Martapura juga terdapat banyak industri tambang intan yang tersebar hampir diseluruh wilayah ini. 
Kualitasdan mutu dari batu intan di wilayah Martapura jangan ditanya lagi! Batu intan khas Martapura ini tidak hanya diburu oleh pecinta koleksi batu saja melainkan para artis, pejabat dan tokoh-tokoh pengusaha kaya di Indonesia dan dunia pun juga ikut berburu batu Intan khas Martapura. Jika kita berkunjung ke kota ini, kita akan menemukan pasar khusus batu pemata yang dinamakan dengan Pasar Intan Bumi Cahaya Selamat. 
Kita bisa membeli dan melihat-lihat aneka Batu Intan khas Martapura sebelum ke tempat penambangannya. Jangan membayangkan pasar ini mirip seperti di mall-mall yang pernah kita kunjungi sebelumnya! Disini, kita akan menemukan kios-kios kecil yang menawarkan batu intan permata dari berbagai jenis. Harganya pun bervariasi tergantung dengan jenis-jenis batu intan itu sendiri.
3. Kampung Sekarbela, Kampung Penghasil Mutiara – Lombok, Nusa Tenggara Barat
Jika kita ingin berburu mutiara, Kampung Sekarbela adalah tempatnya. Wilayah ini juga menduduki sebagai peringkat terbaik kota penghasil mutiara di dunia. Oleh karena itu, banyak pengrajin mutiara yang ada di Kelurahan Karang Pule, Kecamatan Ampenan Kota Mataram ini. Profesi ini memang digeluti oleh penduduk sekitar dari generasi ke generasi. 
Tak heran jika mereka dapat mengolah mutiara menjadi perhiasan dalam waktu yang singkat. Kita dapat mengunjungi toko-toko yang menawarkan aneka hasil kerajinan mutiara. Selain diubah menjadi perhiasan berbalut logam mulia, mutiara-mutiara ini juga dapat diubah ke dalam bentuk lain yang lebih unik seperti halnya bross, souvenir, dll.

Kebudayan Kalimantan Timur

1. Rumah Adat

Rumah adat Kalimantan Timur dinamakan Rumah Lamin. Rumah Lamin adalah rumah adat suku Dayak Kenyah diKalimantan Timur. Rumah itu berbentu panggung setinggi 3m dari tanah dan dihuni oleh 25-30 kepala keluarga. Ujung atap rumah diberi hiasan kepala naga, simbol keangungan, budi luhur, dan kepahlawanan. Halaman rumah diisi oleh patung patung Blontang, menggambarkan dewa dewa sebagai penjaga rumah atau kampung

Rumah Lamin Rumah Adat Kalimantan Timur
Rumah lamin terbagi atas ruang dapur, ruang tidur dan ruang tengah guna menerima tamu atau pertemuan adat. Tangga untuk naik kerumah lamin terbuat dari satu pohon. Bentuk tangga ini tak berbeda antara rumah bangsawan dan rumah rakyat biasa. Dinding rumah terbuat dari katu diselingi daun rumbia, sedangkan kolong rumah dapan dipergunakan untuk memelihara ternak.

2. Pakaian Adat

Pria dari Kalimantan Timur memakai tutup kepala (topi) berhiaskan bulu bulu enggang, baju rompi dan kain tenun sebatas lutut. Sebuah tameng dengan hiasan yang khas berada ditangannya. Hiasan lainnya adalah kalung yang terbuat dari tulang atau gigi binatang.
Sedangkan wanitanya memakai topi dengan hiasan yang khas baju rompi dan kain (rok) dengan warna dan hiasan yang khas pula. Perhiasan yang dipakai adalah kalung dan beberapa gelang dikedua belah tangannya.
Pakaian Adat Kalimantan Timur
3. Tari tarian Daerah Kalimantan Timur

a. Tari Gong, dipertunjukkan pada waktu upacara penyambutan terhadap tamu agung. Dapat pula dipertunjukkan sewaktu kelahiran seorang bayi kepala suku. Tari ini bersumber dari tari tradisi Dayak Kenyah, yang merupakan gabungan dari tari perang dan tari gong. Keseluruhannya menggambarkan kisah dua orang pemuda yang memperebutkan seorang putri yang kemudian menjelma menjadi seekor burung.

b. Tari Perang, tari yang mempertunjukkan pertarungan dua orang pemuda salam memperebutkan seorang gadis.

c. Hudug dan Belian, adalah tari tarian yang mengandung kepercayaan magic untuk mengusir roh jahat yang menganggu.
Tari Gong
4. Senjata Tradisional

Di Kalimantan Timur pun, mandau merupakan sejata tradisional rakyatnya. Hulu mandau diberi ukuran burung enggang dengan hiasan rambut manusia. Dibuat oleh pandai besi yang mempunyai ilmu gaib.
Mandau adalah semacam senjata yang berbentuk parang dengan panjang kira kira 1/2m. Mandau itu ada dua macam. Pertama, mandau yang disebut Tampilan dan dipakai untuk perang dan upacara. Kedua, mandau yang biasa dipakai untuk keperluan sehari hari. Senjata lainnya adalah bujak (senjata tombak), anak mandau, beliung, dan sumpit.
Mandau
5. Suku : Suku dan marga yang terdapat didaerah Kalimantan Timur adalah : Dayak, Tidung, Kenyah, Bulungan, Berusu, Kayan, Abai, dan lain lain.

6. Bahasa Daerah : Kenyah, Kayan, dan lain lain.

7. Lagu Daerah : Indung indung.

Rabu, 26 Oktober 2016

11 Teater Tradisional Indonesia atau Nusantara

1. Lenong
Lenong merupakan teater tradisional Betawi. Ada dua bentuk
Lenong; Lenong Denes dan Lenong Preman. Tontonan Lenong
Denes (yang lakonnya tentang raja-raja dan pangeran), sekarang
sudah jarang kita jumpai, karena hampir tidak ada penerusnya.
Pertunjukan lenong Preman (yang lakonnya tentang rakyat jelata),
seperti yang kita kenal sekarang, pada mulanya, dimainkan
semalam suntuk. Karena jaman berkembang dan tuntutan
keadaan, maka terjadi perubahan-perubahan. Bersamaan dengan
diresmikannya Pusat Kesenian Jakarta- Taman Ismail Marzuki,
lenong yang tadinya hanya dimainkan di kampung-kampung,
oleh SM. Ardan, dibawa ke Taman Ismail Marzuki, tapi waktu
pertunjukannya diperpendek menjadi satu atau dua setengah
jam saja.
Teater tradisional Betawi yang lain; Topeng Betawi, Topeng
Blantek dan Jipeng (Jinong).
•  Lenong menggunakan musik Gambang Kromong
•  Topeng Betawi menggunakan musik Tabuhan Topeng Akar
•  Topeng Blantek menggunakan musik Tabuhan Rebana Biang
•  Jipeng atau Jinong menggunakan musik Tanjidor
Bahasa yang digunakan adalah bahasa Betawi. Berdasarkan
sejarahnya, Lenong mendapat pengaruh dari teater Bangsawan.


Hasil gambar untuk GAMBAR TEATER LENONG

2. Longser
Salah satu teater tradisional di Jawa Barat disebut Longser.
Ada yang berpendapat, bahwa kata Longser berasal dari kata
Melong (melihat) dan seredet (tergugah). Diartikan bahwa siapa
yang melihat (menonton) pertunjukan hatinya akan tergugah.
Sebagaimana dengan tontonan teater tradisional yang lain,
tontonan Longser juga bersifat hiburan. Sederhana, jenaka dan
menghibur.
Tontonan Longser bisa diselenggarakan di mana saja, karena
tanpa dekorasi yang rumit. Dan penonton bisa menyaksikannya
dengan duduk melingkar.


Hasil gambar untuk GAMBAR LONGSER
 

3. Ketoprak
Teater Tradisional yang paling populeh di Jawa Tengah adalah
Ketoprak. Pada mulanya Ketoprak hanyalah permainan orang-
orang desa yang sedang menghibur diri dengan menabuh lesung
di bulan Purnama, yang disebut gejogan. Pada perkembangannya
menjadi suatu bentuk tontonan teater tradisional yang lengkap.
Semula disebut ketoprak lesung, kemudian dengan
dimasukkannya musik gendang, terbang, suling, nyanyian dan
lakon yang menggambarkan kehidupan rakyat di pedesaan, maka
lengkaplah Ketoprak sebagaimana yang kita kenal sekarang, yang
pertama kali dipentaskan sekitar tahun 1909.


Hasil gambar untuk TEATER KETOPRAK


4. Ludruk
Ludruk merupakan teater tradisional Jawa Timur
yang bersifat kerakyatan. Asal-muasalnya dari Jombang.
Menggunakan bahasa Jawa dialek Jawa Timuran. Pada
perkembangannya, Ludruk menyebar ke daerah-daerah di
sebelah barat, karesidenan Madiun, Kediri hingga ke Jawa
Tengah. Pada tontonan Ludruk, semua perwatakan dimainkan
oleh laki-laki.

Hasil gambar untuk TEATER LUDRUK


Cerita yang dilakonkan biasanya tentang sketsa kehidupan
rakyat atau masyarakat, yang dibumbui dengan perjuangan
melawan penindasan. Unsur parikan di dalam Ludruk
pengaruhnya sangat besar. Misalnya, parikan yang dilantunkan
oleh Cak Durasim di zaman penjajahan Jepang, yang membuat
Cak Durasim berurusan dengan kempetei Jepang. Begini bunyi
parikan itu:
“Pagupon omahe doro
melok Nipon tambah soro”
Yang artinya, kira-kira begini: (Pagupon rumahnya burung
dara Ikut Nipon (Jepang) tambah sengsara).

5. Arja
di Bali cukup banyak bentuk teater tradisional. Di antara
yang banyak itu, salah satunya adalah Arja. Arja juga merupakan
teater tradisional Bali yang bersifat kerakyatan. Penekanan pada
nontonan Arja adalah tarian dan nyanyian. Pada awalnya tontonan
Arja dimainkan oleh laki-laki, tapi pada perkembangannya lebih
banyak pemain wanita, karena penekanannya pada tari.
Arja umumnya mengambil lakon dari Gambuh, yaitu; yang
bertolak dari cerita Gambuh. Namun pada perkembangannya
dimainkan juga lakon dari Ramayana dan Mahabharata. Tokoh-
tokoh yang muncul dalam Arja adalah Melung (Inye, Condong)
pelayan wanita, Galuh atau Sari, Raja Putri, Limbur atau Prameswari,
mantri dan lain sebagainya.
Hasil gambar untuk TEATER ARJA

6. Kemidi Rudat

Hasil gambar untuk teater kemidi rudat

kebudayaan Melayu. Irama musiknya pun bernuansa Melayu.
Dengan instrumen musik rebana, tambur, biola dan gamelan.
Bahkan lakon-lakonnya pun bersumber dari cerita Melayu lama
dan dialognya diucapkan dalam bahasa Melayu.

7. Kondobuleng

Hasil gambar untuk teater KONDOBULENG

Kondobuleng merupakan teater tradisional yang berasal dari
suku Bugis, Makassar. Kondobuleng berasal dari kata kondo (bangau)
dan buleng (putih). Kondobuleng berarti bangau putih. Tontonan
Kondobuleng ini mempunyai makna simbolis. Sebagaimana teater
tradisional umumnya, tontonan Kondobuleng juga dimainkan secara
spontan. Ceritanya simbolik, tentang manusia dan burung bangau.
Dan dimainkan dengan gaya lelucon, banyolan yang dipadukan
dengan gerak stilisasi. Yang unik dari tontonan ini adalah tidak
adanya batas antara karakter dengan properti yang berlangsung
pada adegan tertentu. Mereka pelaku, tapi pada adegan yang sama
mereka adalah perahu yang sedang mengarungi samudera. Tapi
pada saat itu pula mereka adalah juga penumpangnya.

8. Dulmuluk
Dulmuluk adalah teater tradisional yang berasal dari Palembang,
Sumatera Selatan. Nama dulmuluk diambil dari nama tokoh cerita
yang terdapat dalam Hikayat Abdoel Moeloek. Teater tradisional
Dulmuluk ini juga dikenal dengan sebutan Teater Indra Bangsawan.
Tontonan Dulmuluk ini juga menggunakan sarana tari, nyanyi
dan drama sebagai bentuk ungkapannya, dan musik merupakan
bagian yang tidak terpisahkan dari tontonan, karena pemain juga
menyanyikan dialog-dialognya.
Humor dan banyolan sangat dominan dalam tontonan
Dulmuluk, yang memadukan unsur-unsur tari, nyanyi dan drama ini.

Hasil gambar untuk teater dulmuluk

9. Randai
Teater Tradisional Randai yang berasal dari Minangkabau,
Sumatera Barat ini bertolak dari sastra lisan yang disebut kaba
(yang artinya “cerita”). Kaba yang berbentuk gurindam dan pantun
didendangkan dengan iringan saluang, rabab, bansi dan rebana.
Tontonan berlangsung dalam pola melingkar berdasarkan gerak-
gerak tari yang bertolak dari silat. Gerak-gerak silat ini disebut
gelombang. Cerita-cerita yang digarap menjadi tontonan adalah
cerita-cerita lisan berupa legenda dan dongeng yang cukup popular
di tengah masyarakat.
Randai adalah tontonan yang menggabungkan musik, nyanyian
tari, drama dan seni bela-diri silat. Umumnya dipertontonkan
dalam rangka upacara adat atau festival.

Hasil gambar untuk teater randai

10.Makyong
Teater tradisional makyong berasal dari pulau Mantang, salah
satu pulau di daerah Riau. Pada mulanya tontonan makyong
berupa tarian dan nyanyian, tapi pada perkembangannya kemudian
dimainkan cerita-cerita rakyat, legenda-legenda dan cerita-cerita
kerajaan. Makyong juga digemari oleh para bangsawan dan para
sultan, sehingga sering dipertontonkan di istana-istana.
Tontonan Makyong diawali dengan upacara yang dipimpin
oleh seorang panjak (pawang) agar semua yang terlibat dalam
persembahan diberi keselamatan. Unsur humor, tari, nyanyi dan
musik mendominasi tontonan.
Tidak seperti tontonan teater tradisional yang lain, dimana
umumnya dimainkan oleh laki-laki, pada tontonan Makyong yang
mendominasi justru perempuan. Kalau pemain laki-laki muncul,
mereka selalu memakai topeng, sementara pemain wanita tidak
memakai topeng.
Cerita lakon yang dimainkan berasal dari sastra lisan berupa
dongeng dan legenda yang sudah dikenal oleh masyarakat.
Hasil gambar untuk teater makyong


11.Mamanda
Teater Tradisional Mamanda berasal dari Banjarmasin,
Kalimantan Selatan. Tahun 1897, datanglah rombongan Bangsawan
Malaka ke Banjar Masin, yang ceritanya bersumber dari syair Abdoel
Moeloek. Meskipun masyarakat Banjar sudah mengenal wayang,
topeng, joget, Hadrah, Rudat, Japin, tapi rombongan Bangsawan
ini mendapat tempat tersendiri di masyarakat.
Pada perkembangannya nama Bangsawan merubah menjadi
Badamuluk. Dan berkembang lagi menjadi Bamanda atau mamanda.
Kata Mamanda berasal dari kata “mama” berarti paman atau
pakcik dan “nda” berarti “yang terhormat”. Mamanda berarti
“Paman yang terhormat”. Struktur dan perwatakan pada tontonan
Mamanda sampai sekarang tidak berubah. Yang berubah hanyalah
tata busana, tata musik dan ekspresi artistiknya.
Hasil gambar untuk teater mamanda